MEMORI
kepedihan mungkin terkuak kembali hari ini. Beberapa foto rekaman
peristiwa yang paling mengerikan dalam rentang sejarah, beberapanya
ditayangkan di sini. Begitulah tsunami yang terjadi 26 Desember 2004,
delapan tahun lalu melintas cepat, pernah memorak-porandakan kehidupan,
sekaligus merenggut ratusan ribu nyawa.
Kenangan tsunami, adalah
kengerian dan kepedihan yang menguntai sepanjang sejarah manusia,
khususnya Aceh. Begitulah beberapa foto ini disajikan menemani suasana
hati pernah terlanda duka kehilangan harta dan nyawa anggota keluarga.
Lebih dari itu, hendaklah panorama kedukaan dalam memori ini akan
mempertebal ketakwaan, rasa insyaf, dan kekuatan iman kepada kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT.
Bahwa atas kehendak-Nya lah gempa besar
yang paling dahsyat seakan membelah bumi Aceh. Laut bergolak dalam
amarahnya, gelombang tinggi dengan kekuatan arusnya yang hampir sama
dengan kecepatan pesawat terbang tiba-tiba saja menerjang pantai dan
daratan. Semuanya yang terkena, porak-poranda, pupus dari muka bumi.
Mayat manusia bergelimpangan, bangunan roboh dan lenyap. Struktur pantai
berubah, yang tertinggal setelah itu hanyalah lumpur-lumpur hitam
berbalut dengan sampah kehidupan yang muntah dari perut bumi. Ratusan
ribu penduduk kelaparan dan kedinginan di tenda-tenda pengungsian.
Mereka berkurung dalam ketakutan oleh ratusan kali gempa susulan. Dalam
keletihannya, airmata berlinang menangisi ketidak berdayaan.
Begitulah
kemudiannya, atas kehendak Allah SWT pula bangsa-bangsa di dunia
mengulurkan tangannya. Bantuan kemanusiaan datang dari berbagai penjuru
bumi. Yang sakit diobati, yang lapar diberi makan. Yang galau dan putus
asa ditemani dengan iman dan asuhan kejiwaan. Bahkan yang berperang pun
akhirnya berdamai.
Dalam hari-hari berjalan sepanjang enam tahun
kemudiannya, keporakporandaan berangsur pulih. Rumah yang hilang
perlahan terganti. Jalan-jalan yang rusak diperbaiki. Masjid-masjid pun
bersalin wajah menjadi lebih indah dari sebelumnya. Dan kini, setelah
delapan tahun, banyak hal yang telah berubah. Aceh memang mulai pulih
dan bangkit kembali.
Tapi, suatu hal yang tak boleh dilupakan,
bahwa tsunami delapan tahun yang lalu, adalah cobaan besar dan
peringatan Allah SWT. Bahwa musibah apapun bisa datang dengan tiba-tiba
tanpa pernah disangka-sangka. Itulah hikmah yang harus dipetik hari
ini, dalam perjalanan menempuh sejarah kehidupan masa depan: jangan
pernah berpaling dari Allah. ***
Editor : bakri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar