Di manakah kita bisa menjumpai sekolah-sekolah milik sebuah organisasi muslim yang mayoritas siswanya adalah non-muslim?
Hubungan
Kristen-muslim di Indonesia sering kali dihubungkan dengan konflik,
ketidakharmonisan dan permusuhan. Mungkin cukup mengejutkan bagi banyak
orang kalau ternyata sekolah-sekolah semacam itu ada di berbagai tempat
di Indonesia.
Di beberapa wilayah kantong Kristen, Muhammadiyah
sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah
mendirikan sejumlah sekolah di mana, tak jarang, 50%-75% siswanya
beragama Kristen.
Fenomena menarik ini bisa dijumpai di beberapa
pulau kecil di Indonesia, misalnya di daerah Ende di Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur, yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, dan di
daerah Serui di Pulau Yapen, Papua, yang mayoritas penduduknya beragama
Protestan.
Hal ini menjadi sorotan Dr Abdul Mu‘ti, dosen senior di
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang sudah mengadakan
riset lapangan di beberapa wilayah kantong Kristen tersebut.
Temuan-temuannya dipaparkan dalam International Research Conference on Muhammadiyah yang belum lama ini diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang.
Orangtua
yang beragama Kristen sering kali lebih memilih menyekolahkan anak-anak
mereka di sekolah-sekolah Muhammadiyah lantaran mutunya dan rendahnya
biaya sekolah, di samping karena sekolah-sekolah Muhammadiyah ini juga
memberikan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Mereka lebih
memilih untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk
berinteraksi dengan muslim, meskipun sekolah-sekolah Kristen di daerah
mereka juga ada–seperti di Ende misalnya.
Ini menandakan bahwa
komunitas Kristen di sana sangat memercayai lembaga-lembaga pendidikan
ini. Mereka tak khawatir kalau-kalau belajar di sekolah muslim akan
mengancam keyakinan agama anak-anak mereka. Mereka bahkan tidak
memandang perbedaan agama sebagai suatu masalah dan malah mengedepankan
kemiripan agama-agama.
”Islam dan Katolik memiliki banyak
kesamaan. Keduanya untuk kebaikan orang,” kata seorang wali siswa
Katolik taat di Ende. Sebagian orangtua memandang interaksi antaragama,
sekaligus ciri keislaman sekolah-sekolah Muhammadiyah di sana, sebagai
sesuatu yang positif yang tidak bisa dijumpai di sekolah-sekolah negeri
atau sekolah-sekolah swasta lainnya.
Baik SMA Muhammadiyah Ende
maupun SMP Muhammadiyah Serui memberi para murid Kristen mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen yang diajarkan oleh seorang guru beragama
Kristen pula.
Bahkan, di sekolah Muhammadiyah Ende, mata pelajaran
ini sudah diberikan sejak 1971, jauh sebelum undang-undang yang
mengharuskan adanya pelajaran agama yang sesuai dengan agama
masing-masing siswa dikeluarkan pada 2003.
Di kedua sekolah, tidak
saja kita bisa menemukan para guru Kristen yang mengajar kelas
Pendidikan Agama Kristen, namun juga guru-guru Kristen yang mengajarkan
mata pelajaran lain kepada siswa Kristen maupun muslim.
Para guru
ini merasa pengalaman bekerja di sekolah-sekolah muslim membantu mereka
memahami Islam dan muslim, pandangan yang juga dimiliki oleh sebagian
besar siswa.
Seperti diungkap oleh penelitian Mu‘ti, siswa Kristen
maupun siswa muslim memandang pengalaman di sebuah lingkungan
multi-agama sangat membantu untuk membina kerukunan beragama.
Alih-alih
menjadi sumber ketegangan antaragama, keberadaan sekolah-sekolah yang
dikelola oleh organisasi-organisasi muslim seperti Muhammadiyah telah
terbukti bisa menjembatani berbagai komunitas agama yang berbeda dan
berfungsi sebagai ruang yang aman bagi perjumpaan antaragama.
Dengan
adanya anak-anak muda yang tumbuh di sebuah lingkungan yang dicirikan
oleh kohabitasi keagamaan yang damai di sekolah-sekolah organisasi Islam
di daerah-daerah kantong Kristen dan di tempat lain, kita bisa
mengharapkan terwujudnya dunia yang lebih damai, inklusif dan
toleran–tempat hidup yang lebih baik buat semua.
Izza RohmanDosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHAMKA
Penerjemah yang tinggal di Tangsel
Sumber: Kantor Berita Common Ground (CGNews), www.commongroundnews.org
Sumber : http://www.solopos.com/2012/12/28/sekolah-muhammadiyah-diminati-orang-kristen-362607
Tidak ada komentar:
Posting Komentar