SINGKIL - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Aceh Singkil sejak dua terakhir menyebabkan ratusan nelayan terpaksa libur melaut. Sementara suasana jalan-jalan sepi dari kendaraan. Masalahnya, sebagian besar penduduk terpaksa menggudangkan mobil maupun sepmornya karena kehabisan bensin.
“Nelayan mengeluhkan mahalnya minyak bensin. Sampai-sampai ada yang tak melaut, karena tak sanggup beli bensin padahal hanya itu pencaharian nelayan,” kata Adi warga Gosong Telaga.
Adi mengatakan, kalaupun di beberapa pedagang eceran masih tersedia bensin, namun harganya sudah sangat tinggi, tak sebanding lagi dengan penghasilan nelayan.
Beberapa pedagang bensin eceran mengaku terpaksa menjual bensin dan solar dengan harga dua kali lipat dari harga resmi lantaran, bahan bakar yang dijualnya diperoleh dari pihak lain.
“Terpaksa dijual mahal, kalau tidak rugi. Sebab belinyapun mahal dan jauh, bukan lagi dari galon. Kalau beli dari galon dijual Rp 7.000 per liter, jika belinya bukan dari galon terpaksa dijual Rp 16.000 sebambu (dua liter-red),” ujar Hasnah pedagang bensin eceran di kawasan Singkil Utara.
Sementara itu, dua dari tiga stasiun pengisian bahan bakar umum yang ada di Aceh Singkil, siang kemarin tutup lantaran kehabisan stok. Sementara SPBU di Lipat Kajang masih melayani antrian warga yang membeli BBM. “Di SPBU Lipat Kajang bensin masih ada, tapi padat sekali antriannya. Biasanya sebentar saja sudah habis diborong pelangsir,” kata Azwar warga Lipat Kajang.(c39)
“Nelayan mengeluhkan mahalnya minyak bensin. Sampai-sampai ada yang tak melaut, karena tak sanggup beli bensin padahal hanya itu pencaharian nelayan,” kata Adi warga Gosong Telaga.
Adi mengatakan, kalaupun di beberapa pedagang eceran masih tersedia bensin, namun harganya sudah sangat tinggi, tak sebanding lagi dengan penghasilan nelayan.
Beberapa pedagang bensin eceran mengaku terpaksa menjual bensin dan solar dengan harga dua kali lipat dari harga resmi lantaran, bahan bakar yang dijualnya diperoleh dari pihak lain.
“Terpaksa dijual mahal, kalau tidak rugi. Sebab belinyapun mahal dan jauh, bukan lagi dari galon. Kalau beli dari galon dijual Rp 7.000 per liter, jika belinya bukan dari galon terpaksa dijual Rp 16.000 sebambu (dua liter-red),” ujar Hasnah pedagang bensin eceran di kawasan Singkil Utara.
Sementara itu, dua dari tiga stasiun pengisian bahan bakar umum yang ada di Aceh Singkil, siang kemarin tutup lantaran kehabisan stok. Sementara SPBU di Lipat Kajang masih melayani antrian warga yang membeli BBM. “Di SPBU Lipat Kajang bensin masih ada, tapi padat sekali antriannya. Biasanya sebentar saja sudah habis diborong pelangsir,” kata Azwar warga Lipat Kajang.(c39)
Editor : bakri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar